"Kamu tahu siapa Andari, Da?"
begitu sambutan mama ketika nada baru melangkahkan kakinya ke dalam rumahnya. Nada yang masih merasa kelelahan setelah berjuang di dalam kereta ekonomi yang mengantarkannya kembali ke rumah dari kampusnya di kawasan Depok.
"Kenapa sih, Ma. Aku baru juga sampai.,"
Nada meninggalkan mama di ruang tamu dan beranjak ke dapur mengambil gelas dan mengisinya hingga penuh
"Kamu deket sama dia?,"
Nada menggeleng sembari meneguk air di dalam gelasnya. Mama terlihat sangat
penasaran dan terus mendesak Nada.
"Mama tahu darimana sih tante Andari?,"
"Kamu jawab dulu pertenyaan mama. Kamu tahu siapa dia?"
"Temennya ayah.,"
jawab Nada yang sepertinya tidak memuaskan mama
"Temen doank?,"
"Pacar deh , kalo bukan temen. Kenapa sih, Ma? Kok mama bisa tahu dia?,"
"Kamu deket memang sama dia?,"
cecar mama lagi tanpa mau berhenti.
"Ma, aku baru kenal juga pas weekend di rumah ayah. ya kenalnya juga gitu-gitu aja.,"
Kali ini mama diam, tapi seperti ada kecemasan di wajahnya.
"Emang kenapa, Ma?,"
Mama menggeleng lalu setengah berbisik dia berkata
"Nggak kok. Cuma dia cantik, baik dan sukses ya?,"
"Apa? Kenapa sih, Ma?"
tanya Nada lagi kebingungan. Tapi mama malah meninggalkan Nada tanpa sedikitpun jawaban. Lalu seperti orang bingung kembali ke dapur dan menyerahkan sebuah kotak berpita cantik.
"Ini dari tante Andari-andari itu.,"
"Hah? Dia ke sini? Ngapain?"
Mama menghilang lagi
"Ma"
Paksa Nada lagi tapi kali ini mama benar-benar masuk kamar dan menguncinya. Tanda mama tidak mau diganggu sama sekali.
Nada pasrah walau merasa sangat penasaran.
Sabtu, 04 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar